Selasa, 28 Februari 2012

menanamkan rasa percaya diri kepada anak


memiliki anak yg memiliki kepercayaan diri alias ‘PD’ tentunya menyenangkan, karena dengan kepercayaan diri yg mereka miliki ini dapat menciptakan prestasi dalam kehidupan mereka nantinya, dan juga keberhasilan dalam bersosialisasi tentunya

rasa percaya diri yg tinggi terbentuk karena anak punya gambaran tentang diri yg positif, yg dibangun oleh anak melalui pengalaman sehari2 selama berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya



dipuji sesuai pencapaian
semua anak senang dan butuh dipuji, penghargaan terhadap keberhasilan memang patut dihargai. bagi anak pujian adalah tanda ia melakukan sesuatu yg baik. anak yg tidak pernah mendapat pujian, tak pernah tahu apakah ia melakukan sesuatu yg baik. menjadi anak baik adalah keingingan setiap anak

dengarkan anak
tatap mata anak saat ia bicara, dan berikan perhatian pada yg dia sampaikan. bahasa tubuh kita terbaca oleh anak, apakah kita memberi perhatian penuh atau sambil lalu. perhatian membuat anak merasa dirinya penting, keberadaannya yg penting ini membangun rasa percaya diri. kesibukan kita membuat kita sulit fokus pada satu hal, apalagi omongan anak yg bertele2. luangkan waktu untuk mendengarkan anak bicara dan berlatih menanggapi omongan anak secara tepat. anak butuh rasa aman untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya

dibiarkan mencoba menyelesaikan tugas sendiri, tidak serta merta dibantu
tugas seperti makan sendiri, melepas baju sendiri, memakai sepatu dan meletakkan sepatu atau handuk pada tempatnya, membuat anak bangga dapat melakukannya. rasa percaya dirinya pun terbangun, kunci penting untuk membangun rasa percaya diri anak adalah memberinya tugas dan kesempatan menyelesaikannya tanpa bantuan

tidak dibandingkan dengan anak lain, dimaklumi kemampuannya
anak yg selalu dibanding2kan menerima pesan.. “kamu tidak sebaik anak lain” merasa diri tak sebaik anak lain, ia mengembangkan rasa rendah diri, bukan percaya diri

tidak dihukum karena kesalahannya
membuatnya paham bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. anak2 tentu saja melakukan banyak kesalahan, misalnya mainan yg tersebar di mana2 bukan alasan untuk menghukumnya, tetapi perlu dilatih tentang arti penting kerapian